Jumat, 28 Januari 2011

karakteristik wiraswasta

Suhadi (1985) mengemukakan karakteristik wiraswasta ialah percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman.

Sumahamijaya (1980) menerangkan bahwa seorang wiraswastawan adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai persaingan, merebut kesempatan baru, pasaran baru, proses produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan, dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan masyarakat.


Wiraswasta adalah pekerjaan yang mengandung aspek-aspek :

a. Kemandirian, diartikan sebagai mampu berdiri di atas kemampuannya sendiri dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ciri kemandirian ditunjukkan oleh unsur-unsur sebagai berikut :

1). Pengambilan inisiatif, hal ini terkandung dalam kondisi yang tidak pasti dan banyaknya masalah-masalah yang baru, seorang wiraswasta harus mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkannya (Sharma, 1975).

2). Memiliki modal, mungkin secara penuh atau secara sebagian (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).

3). Mengurus organisasi atau perusahaan dalam kapasitas sebagai penanggungjawab (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).

4). Percaya pada kemampuan diri sendiri (Suhadi, 1985).

b. Inovatif, diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha. Ciri inovatif ditunjukkan oleh unsur-unsur :

1). Kreativitas, terkandung dalam aktivitas mempelopori usaha baru, menetapkan kombinasi-kombinasi baru, atau sebagai pionir (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).

2). Berpandangan luas jauh ke depan terkandung dalam aktivitas usaha mengembangkan sayap (Suhadi, 1985).

3). Memburu keuntungan bisnis terkandung dalam aktivitas menerobos berbagai persaingan, pasaran baru, proses produksi baru untuk mengadakan, meyediakan, dan penjualan barang dan jasa (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976; Sumahamijaya, 1980).

c. Menanggung resiko, diartikan sebagai pengetahuan seseorang terhadap adanya resiko yang harus diperhitungkannya, berdasarkan kemampuan yang ada pada dirinya. Ciri menanggung resiko ditunjukkan oleh unsur-unsur :

1). Keuletan mental, terkandung dalam aktivitas lincah dalam berusaha, mampu menghadapi persoalan dengan baik (Suhadi, 1985).

2). Menerima tantangan ketidakpastian dan menanggung resiko ekonomi yang sulit diukur secara kualitatif dan kuantitatif (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).

Seorang wiraswasta juga banyak dilibatkan dengan aktivitas-aktivitas yang bervariasi, bekerja keras, dan bersikap dinamis, sehingga ia dituntut untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas dengan terarah dan dapat mengaturnya dengan baik agar dapat dicapai hasil yang optimal.

0 komentar:

Posting Komentar